Senin, 01 Januari 2018

Lika Liku Cinta



            Tulisan ini saya tulis berdasarkan refleksi dari hidup saya. Khususnya dibidang percintaan. Karena sifat cinta yang rumit akhirnya saya memustuskan untuk menuliskan apa yang saya anggap benar dan salah setelah apa yang sudah pernah saya alami. Dan alasan yang lain adalah, saya mencoba melupakan kenangan yang sulit saya lupakan. Karena, cara terbaik untuk melupakan kenangan indah dari seseorang adalah dengan menjadikannya suatu karya sastra.
          Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia pada objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, patuh, mengikuti, dan mau melakukan apapun yang di inginkan objek yang dicintainya.
            Namun, cinta sendiri sebenarnya tidak memiliki arti yang pasti. Cinta hanya dapat di artikan dari masing-masing pemikiran orang yang merasakannya, jika sahabat mencoba mencari apa itu arti cinta di internet, hasilnya sudah pasti sahabat akan menemukan arti yang begitu beraneka ragam. Dari sinilah kita bisa menarik kesimpulan bahwa cinta sebetulnya tidak memiliki arti yang pasti, hanya berasal dari perspektif dari masing-masing orang.
            Cinta itu sulit, rumit untuk dimengerti, namun indah saat kita merasakannya. Kita semua sepakat bahwa kita tidak tau kapan cinta akan datang di hidup kita, kepada siapa kita jatuh cinta, atau bahkan kepada apa kita jatuh cinta. Cinta adalah hal yang tidak dapat diprediksi, kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita harus jatuh cinta, maka tidak jarang cinta kita berakhir tragis, hanya bertepuk sebelah tangan, karena kita jatuh cinta kepada orang yang tidak mencintai kita, kita hanya bisa terus mencintainya tanpa berharap dia mencintai kita, karena cinta tidak bisa dipaksakan.
            Saya sendiri adalah orang yang pernah dengan sombongnya mendeklarasikan diri bahwa saya tidak percaya dengan cinta. Pernyataan tersebut saya nyatakan tidak semena-mena tanpa alasan, alasan saya adalah karena saya selalu gagal, kandas, dan berakhir tragis. Kisah cinta saya dimulai pada saat dimana saya tertarik pada seseorang, lalu saya mendekatinya, dan akhirnya bertepuk sebelah tangan, dan terus berulang sampai akhirnya saya menyatakan saya tidak lagi percaya akan cinta. Saya pernah memiliki pasangan, mantan, tapi ada saat dimana saya kembali membuka hati untuk seseorang diluar sana namun hanya berakhir one sided love. Jika boleh jujur, saya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan sangat sering, entah berapa kali, sampai hati dan raga terasa mati, makanya saya sempat mengatakan dengan lantang bahwa saya tidak percaya lagi dengan cinta.
            Tetapi pada akhirnya saya sadar bahwa saya telah termakan ego, saya naif, saya masih kekanak-kanakan dan masih awam tentang hal percintaan. Sampai suatu saat saya membaca sebuah buku yang berjudul Perspektif Cinta & Iman yang membuat saya sadar akan semua tentang cinta. Kadang, disaat kita jatuh cinta kita akan sulit menerima kenyataan, yang kita harapkan hanyalah ekspetasi yang muncul di pemikiran kita, bahwa semua akan berakhir indah, semua akan tercapai dan sebagainya. Disaat harapan-harapan yang ada tidak tercapai disitulah semua akan terasa sakit, karena terlalu berharap pada sesuatu yang kita belum tau jelas bagaimana ini akan berjalan. Jika saja kita tidak menaruh harapan yang terlalu besar, mungkin kita bisa dengan mudah merelakan apa yang telah kita harapkan itu telah jauh dari harapan.
            Disaat merasakan panah cinta yang menembus hati, saya sering lupa dengan jati diri, saya berusaha merubah segala hal dalam diri saya menjadi terlihat baik di depan orang yang saya cintai, yang sebenarnya setelah saya pikir-pikir justru terkesan norak. Karena cinta seharusnya menerima apa adanya, kenapa kita harus merubah diri? Jadilah diri sendiri. Dengan kita sudah berani mencintai artinya juga kita telah sepakat dengan segala konsekuensinya, dan konsekuensi terberatnya adalah penolakan. Sebenarnya, cinta itu tidak dapat ditolak ataupun diterima, yang dapat ditolak adalah saat kita ingin menjadi bagian hidupnya, apakah pernah sahabat dilarang mencintai seseorang? Sudah pasti jawabannya tidak.
            Kita bebas mencintai siapapun atau apapun, tapi dari rasa cinta akan timbul perasaan ingin memiliki. Disaat kita ingin memiliki, kita akan berusaha bagaimana pun cara yang harus ditempuh asalkan kita bisa memilikinya, itulah kenapa cinta disebut buta, dan parahnya kita menjadi lupa dengan konsekuensi yang ada. Saat sudah timbul perasaan ingin memiliki, saya menganggap bahwa segala usaha saya pasti akan berbuah manis tanpa berpikir hal yang mungkin diluar harapan, berharap dengan usaha yang saya lakukan dia akan luluh dan mau menjadi bagian dari hidup saya. Jika memang tidak suka mau diapakan lagi? Belajar menerima kenyataan dan menjadi dewasa mungkin lebih baik daripada mengurung diri di kamar dan menyalahkan diri sendiri.
            Dulu disaat cinta saya bertepuk sebelah tangan, hal yang muncul dalam pikiran adalah bahwa saya harus segera melupakannya, menghilang dari hidupnya, dan tidak jarang juga saya membencinya. Tapi, setelah saya belajar dari pengalaman, yang perlu sahabat lakukan tidaklah seperti itu. Melainkan, tetap ingat dia sampai kapan pun karena suka atau tidak dia pernah mengisi beberapa bagian di hidup kita, bukankah masa lalu adalah media pembelajaran terbaik untuk mengahadapi masa depan? Dan kita tidaklah perlu menaruh rasa benci padanya, yang perlu kita lakukan hanyalah tetap mencintainya dengan tulus, karena cinta yang tulus tidak mengharapkan timbal balik.
            Belajar untuk merelakan dan menerima kenyataan akan membuat kita merasa bersyukur bahwa kita masih bisa merasakan indahnya jatuh cinta. Banyak orang diluar sana yang mengeluh kalau dia sulit untuk mencintai orang lain, dan mencari-cari alasannya, lalu kenapa saya yang dapat merasakan indahnya jatuh cinta justru tidak ingin mempercayai bahwa cinta itu indah, tergantung pada diri kita menyikapinya. Karena sesungguhnya jatuh cinta adalah suatu anugerah dari tuhan yang diberikan kepada kita, jadi nikmati saja.
            Akhir-akhir ini saya juga berpikir bahwa jatuh cinta tidak selalu berakhir dengan saling memiliki satu sama lain, dan juga orang yang kita cinta tidak selalu adalah jodoh kita. Jadi, dalam opini saya (mungkin) tuhan sedang menjawab doa kita yang ingin diberikan kebahagiaan dengan cara kita jatuh cinta pada seseorang, karena jatuh cinta itu indah dan bahagia rasanya, namun kadang kita termakan ekspetasi yang tinggi, mengharapkan lebih dari yang kita minta. Karena? Kita adalah manusia, yang kadang tidak merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta Satu Sisi

Membahas tentang cinta satu sisi itu pasti berisi dengan rasa sakit, luka yang membekas, dan kenangan yang tak terlupakan. Bertepuk seb...